Fakta-Fakta Sesar Cugenang, Patahan Baru dan Lintasi 9 Desa

Fakta-Fakta Sesar Cugenang, Patahan Baru dan Lintasi 9 Desa
Ilustrasi. Sesar Cugenang beberapa kali menyebabkan gempa di Jawa Barat. (iStockphoto/bartvdd)

arsipsumut.com

Sesar Cugenang kembali menyebabkan gempa di Cianjur, Jawa Barat pada Selasa (24/1) dinihari WIB dengan kekuatan magnitudo 4,3. Simak fakta-fakta seputar salah satu sesar di Jabar ini.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Sesar Cugenang menjadi penyebab gempa tersebut.

BMKG menyebut episenter gempa terletak pada koordinat 6,82 derajat Lintang Selatan dan 107,07 Bujur Timur. "atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 7 km Barat Laut Kabupaten Cianjur, Jabar pada kedalaman 10 km,"

Gempa ini paling tidak merupakan yang kedua setelah gempa Cianjur pada November lalu dengan magnitudo 5,6. Gempa itu mengakibatkan 635 meninggal, 1.083 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (retakan tanah, likuifaksi dan gerakan tanah).

Lintasi Sembilan Desa

Sesar Cugenang membentang kurang lebih sembilan kilometer dan melintasi paling tidak sembilan desa.

Delapan desa tersebut masuk wilayah Kecamatan Cugenang yakni Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa lainnya, Nagrak, ada di wilayah Kecamatan Cianjur.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan zona patahan Cugenang menjadi sangat vital dalam mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi atau pembangunan kembali berbagai bangunan yang terdampak gempa.

"Jadi kalau membangun kembali, belum tahu patahan yang ada di mana. Dikawatirkan zona yang patah atau bergeser itu akan dibangun lagi, dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi," ujar Dwikorita.

Direkomendasikan untuk Relokasi

Sesar Cugenang tergolong sesar aktif yang rentan mengalami pergeseran dan deformasi. Karena hal itu, Dwikorita mengatakan, rekolaksi dibutuhkan "sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil"

BMKG pun merekomendasikan relokasi permukiman di daerah seluas 8,09 kilometer persegi dengan hunian sekitar 1.800 rumah yang berada di dalam zona bahaya patahan geser Cugenang.

"Berdasarkan zona bahaya tersebut di atas, maka area yang terdokumentasi untuk direlokasi adalah area seluas 8,09 KM2 dengan hunian sebanyak kurang lebih 1.800 rumah yang berada di dalam zona bahaya patahan geser Cugenang, meliputi sebagian Desa Talaga, Sarampad, Nagrak, Cibulakan," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Termasuk Patahan Baru

Sesar Cugenang termasuk sesar baru yang diketahui setelah BMKG melakukan analisa focal mechanism (analisis sumber gempa) pasca gempa Cianjur November tahun lalu.

Selain analisa tersebut, BMKG juga melakukan analisa citra satelit dan foto udara terhadap Sesar Cugenang.

"Berdasarkan hasil analisis focal mechanism serta memerhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan, dapat diketahui bahwa patahan pembangkit gempa bumi Cianjur merupakan patahan baru," kata Daryono.

Penemuan sesar ini menjadikan Indonesia memiliki 295 patahan aktif yang telah diidentifikasi. "Jadi di Indonesia ini sudah identifikasi 295 patahan aktif. Namun patahan Cugenang yang ini belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru saja ditemukan atau teridentifikasi," ujarnya.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال