Presiden Rusia, Meksiko dan Brasil Tak Hadir di KTT G20 Bali

Presiden Rusia, Meksiko dan Brasil Tak Hadir di KTT G20 Bali
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers usai penutupan Pertemuan Menlu G20 di Nusa Dua, 8 Juli 2022.(AFP/DITA ALANGKARA)

arsipsumut.com

Tiga kepala negara anggota G20, yakni Rusia, Brasil dan Meksiko tidak hadir di Bali saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022. 

Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat menjelaskan tentang kepastian kehadiran para kepala negara untuk KTT G20. 

"Dari negara G20, Presiden Meksiko (Andres Manuel Lopez Obrador) yang tidak dapat hadir di Bali akan diwakili oleh Menlu Meksiko (Marcelo Ebrard)," ujar Retno dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Minggu (13/11/2022).

Kemudian, Presiden Brasil direncanakan akan hadir secara virtual. "Selain itu, Kemenlu telah menerima nota diplomatik dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta yang menyampaikan Presiden Vladimir Putin tidak dapat hadir di Bali secara langsung," ungkap Retno. 

Sebagaimana diketahui, negara dan lembaga anggota G20 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, Argentina, Brasil, China, Kanada, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turkiye, dan Inggris.

Selain negara anggota G20, Indonesia selaku presidensi juga mengundang sejumlah negara lain, di antaranya Ukraina dan Fiji. 

Retno mengungkapkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan mengikuti KTT G20 secara virtual. 

"Dari pihak undangan, Pemerintah Fiji yang sedang menjalani pemilihan umum mengirimkan utusan khusus (special envoy). Sedangkan Presiden Ukraina akan berpartisipasi secara virtual," tuturnya.

Retno melanjutkan, berdasarkan data Kemenlu hingga 11 November, sudah ada konfirmasi kehadiran langsung 17 pemimpin G20 pada saat KTT. 

Sementara itu, total kehadiran para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo adalah 36 orang dari total 41 peserta. 

"Kehadiran 18 pemimpin G20, termasuk Indonesia, ditambah 8 dari 10 negara undangan dan pemimpin 10 organisasi internasional merupakan tingkat kehadiran yang sangat tinggi dan mencerminkan komitmen bersama untuk memastikan G20 tetap efektif di tengah situasi yang sangat sulit saat ini," kata Retno. 

Dia menuturkan, dalam kondisi normal pun tidak setiap pelaksanaan KTT G20 dapat dihadiri oleh semua pemimpin negara undangan.

"Dalam kondisi normal, enggak ada perang, enggak ada apa-apa, karena kan masing-masing kepala negara juga memiliki kegiatan yang mungkin tidak bisa ditinggalkan di dalam negerinya, dan sebagainya," lanjut Retno. 

"Jadi kalau dulu enggak semua leaders hadir di dalam kondisi normal, kalau sekarang ada minus satu, minus dua, it’s okay,” tambahnya. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menyampaikan rasa syukur atas konfirmasi kehadiran para pemimpin negara G20 di Bali, di saat ini dunia berada pada situasi yang tidak normal karena pandemi Covid-19 dan krisis lainnya. 

“Untuk angka 17-18 (konfirmasi kehadiran pemimpin negara pada G20) itu sudah sebuah angka yang sangat banyak sekali. Dalam keadaan normal pun angka 18, angka 17 sudah banyak sekali,” ujar Presiden usai meninjau Indo Defence 2022 Expo & Forum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat pada 2 November lalu. 

Presiden mengatakan, kedatangan para pemimpin negara pada KTT G20 di Bali merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia. “Artinya dalam situasi yang sangat sulit seperti ini, beliau-beliau datang itu sebuah kehormatan bagi kita,” tuturnya.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال