Misi Artemis 1 memecahkan rekor jarak terjauh dari Bumi. (Foto: Tangkapan layar web nasa.gov)
arsipsumut.com
Pesawat ruang angkasa Orion Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mencapai rekor jarak terjauh dari Bumi yakni 268.563 mil (432 ribu kilometer) dari Bumi.
Hal ini menandai titik tengah dari misi Artemis I selama 25,5 hari, dan pesawat ruang angkasa sekarang akan melanjutkan orbitnya mengelilingi Bulan sebelum kembali ke Bumi.
"Artemis I telah sukses luar biasa dan telah menyelesaikan serangkaian peristiwa pembuatan sejarah," kata Direktur NASA Bill Nelson.
Capaian yang terjadi pada Senin (28/11) waktu Amerika Serikat itu menunjukkan Orion adalah pesawat ruang angkasa pertama yang dirancang untuk membawa manusia memasuki orbit bulan retrograde yang jauh.
Dikutip dari CNN, Jarak itu diklaim telah melampaui rekor jarak terjauh yang ditempuh dari Bumi oleh pesawat ruang angkasa yang bisa membawa manusia.
Selama Orion mengorbit di sekitar Bulan selama satu minggu, misi ini mengumpulkan data tentang kondisi yang dapat dialami astronaut pada misi Artemis di masa depan.
Uji radiasi
Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah radiasi luar angkasa, yang berisiko terpapar pada astronaut begitu mereka meninggalkan magnetosfer pelindung Bumi.
Orion membawa satu manekin dan dua torso (bagian batang tubuh) yang diisi dengan sensor untuk mendeteksi tingkat radiasi yang mereka hadapi.
Manekin berperan penting dalam membawa pulang kru Apollo 13 setelah ledakan di pesawat ruang angkasa pada tahun 1970. Manekin tersebut menempati kursi komandan di pesawat ruang angkasa dan diberi bobot untuk mensimulasikan manusia.
Manekin juga mengenakan pakaian luar angkasa yang sama dengan astronaut Artemis di masa depan, dan kursinya memiliki sensor untuk mendeteksi akselerasi dan getaran untuk memberikan gambaran seperti apa perjalanan selama peluncuran.
Sementara torso adalah bagian dari eksperimen tindakan perlindungan radiasi yang disebut Eksperimen Radiasi AstroRad Matroshka (MARE).
Torso dirancang untuk meniru komposisi tubuh pria dan wanita dewasa. Di bagian dalam torso terdapat detektor radiasi untuk melihat organ dan area tubuh mana yang akan terpapar radiasi paling banyak.
Torso lainnya akan mengenakan rompi pelindung radiasi yang disebut AstroRad, dirancang untuk melindungi organ paling penting namun tetap memungkinkan astronaut bergerak bebas saat menjalankan tugasnya.
Hasil dari kedua torso akan dibandingkan untuk melihat seberapa efektif rompi tersebut melindungi dari radiasi.
"Kami berharap dapat mempelajari apa yang akan diberitahukan oleh semua sensor itu kepada kami agar dapat menempatkan empat manusia di atas Artemis II," kata Nelson.
Dua bagian paling berisiko dari misi luar angkasa adalah peluncuran dan pendaratan. Dengan peluncuran perangkat keras Artemis yang berhasil, fokusnya sekarang adalah pada proses masuk kembali ke Bumi.
Menjelang pendaratan yang dijadwalkan 11 Desember, Orion akan melakukan perjalanan dengan kecepatan 24.500 mph atau 39.428 km/jam mengarah ke Bumi.
Orion akan turun ke atmosfer atas sebelum berhenti lagi untuk mengurangi kecepatannya. Kemudian akan memasuki atmosfer untuk turun, dengan kecepatan 27.000 km/jam.
Orion akan diperlambat dengan parasut sebelum terjun ke Samudra Pasifik, di mana ia akan ditemukan kembali oleh kapal Angkatan Laut AS.
Nelson menekankan pentingnya misi ini sebagai uji coba, sebelum menempatkan astronaut manusia ke dalam pesawat luar angkasa, menurut laporan The Verge.