Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Aktivitas Rahasia di PLTN Zaporizhzhia

Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Aktivitas Rahasia di PLTN Zaporizhzhia
Situasi di PLTN Zaporizhzhia, Ukraina, yang dikuasai Rusia pada akhir Agustus (dok. REUTERS/Alexander Ermochenko)

arsipsumut.com

Operator energi nuklir Ukraina, Energoatom, menuduh pasukan Rusia melakukan aktivitas rahasia di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa. Aktivitas rahasia itu disebut bisa menjelaskan klaim Moskow soal Kiev mempersiapkan provokasi melibatkan bom radioaktif.

Seperti dilansir dilansir Associated Press, Rabu (26/10/2022), Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu sebelumnya melontarkan tuduhan tidak berdasar bahwa Ukraina bersiap menggunakan bom radioaktif atau 'bom kotor'.

Tuduhan itu disampaikan saat Shoigu menelepon para Menhan dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan Turki pada Minggu (23/10) waktu setempat. Negara-negara itu juga telah membantah tuduhan Rusia itu sebagai 'benar-benar salah'.

Otoritas Kiev dalam tanggapannya mengecam tuduhan Moskow, dengan menyebutnya sebagai upaya mengalihkan perhatian dari dugaan rencana Kremlin sendiri untuk menggunakan 'bom kotor', yang menggunakan peledak untuk menyebarkan material radioaktif demi menebar teror.

Dalam tuduhan balik, Energoatom yang mengoperasikan empat PLTN di Ukraina, menyebut pasukan Rusia melakukan pekerjaan konstruksi rahasia selama seminggu terakhir di PLTN Zaporizhzhia, yang dikuasai pasukan Moskow.

Disebutkan Energoatom dalam pernyataannya bahwa pasukan Rusia tidak memberikan akses kepada para staf Ukraina yang mengoperasikan PLTN itu atau para pemantau dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk melihat apa yang dilakukan Moskow di sana.

Oleh karena itu, Energoatom pun hanya bisa 'berasumsi' bahwa Rusia 'tengah mempersiapkan aksi teroris menggunakan material nuklir dan limbah radioaktif yang disimpan' di PLTN Zaporizhzhia.

Menurut Energoatom, ada sekitar 174 kontainer di fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas di PLTN itu, dengan masing-masing kontainer menyimpan 24 rakitan bahan bakar nuklir bekas.

"Penghancuran kontainer-kontainer ini sebagai dampak dari ledakan akan memicu insiden radiasi dan kontaminasi radiasi sejauh beberapa ratus kilometer persegi dari wilayah yang berdekatan," demikian pernyataan Energoatom.

Maka dari itu, Energoatom menyerukan kepada IAEA untuk memeriksa lebih soal apa yang terjadi.

Belum ada tanggapan resmi dari otoritas Rusia atas tuduhan itu.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال