Ilustrasi handphone. Foto: iStockphoto/Sitthiphong
arsipsumut.com
Era digital tak hanya membantu sejumlah hal jadi praktis, namun ada persoalan limbah elektronik yang mengancam. Bagaimana cara menangani e-waste, mulai ponsel bekas hingga charger yang sudah tak terpakai?
Dalam dua bulan terakhir, sederet perusahaan teknologi seperti Apple, Google dan Samsung telah meluncurkan smartphone terbaru mereka dan perangkat lain dengan tujuan agar konsumen melakukan upgrade menjelang liburan.
Namun perusahaan teknologi ini juga menyumbangkan masalah yang makin menumpuk di planet kita, yaitu limbah elektronik.
Singkatnya usia pakai dari gadget, dan cepatnya perusahaan mengeluarkan produk baru, telah menyebabkan masalah limbah elektronik melonjak selama bertahun-tahun.
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dunia menghasilkan 53,6 juta metrik ton limbah elektronik pada 2019, dan hanya 17,4 persen di antaranya yang didaur ulang.
PBB memprediksi jumlah sampah elektronik akan mencapai 74 juta ton pada tahun 2030, dan melonjak lagi menjadi 120 juta ton pada tahun 2050.
Peringatan Hari Limbah Elektronik yang setiap 14 Oktober menjadi kesempatan tahunan untuk merenungkan dampak limbah elektronik dan berbuat lebih banyak untuk memperbaiki atau mendaur ulangnya.
Forum Peralatan Listrik dan Elektronik Limbah (WEE), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Brussel telah mempelopori acara tersebut sejak 2018.
WEE mengatakan fokus tahun ini adalah mengambil tindakan dengan sedikit limbah elektronik yang mungkin secara tidak sengaja ditimbun oleh banyak orang, termasuk orang tua Anda, yaitu ponsel, headphone, remote control, dan mouse komputer.
"Orang-orang cenderung tidak menyadari bahwa semua barang yang tampaknya tidak penting ini memiliki banyak nilai, dan bersama-sama di tingkat global mewakili volume yang sangat besar," kata Pascal Leroy, direktur jenderal Forum WEE dikutip CNN.
Berikut sederet cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi limbah elektronik alias E-waste.
Temukan Layanan Pembuangan Limbah Elektronik
Jika Anda tinggal di daerah yang menawarkan layanan pembuangan limbah elektronik, itu adalah salah satu cara termudah dan paling intuitif untuk membersihkan gadget usang.
Berbagai koalisi telah muncul dalam beberapa tahun terakhir untuk memberi konsumen pilihan membuang perangkat secara bertanggung jawab.
Grup e-Stewards dan Sustainable Electronics Recycling International masing-masing menawarkan platform untuk menemukan pusat daur ulang yang telah mereka sertifikasi.
Di Indonesia sendiri, ada perusahaan rintisan besutan dalam negeri, Octopus yang bisa menukar limbah rumah tangga menjadi berbagai kebutuhan.
Pengguna bisa menukarkan kardus, botol plastik, kaleng, kemasan kaca, perangkat masak listrik, hingga alat elektronik dalam bentuk poin yang bisa ditukar untuk belanja.
Dampak kolektif dari daur ulang limbah elektronik bisa sangat mengejutkan. Untuk setiap 1 juta ponsel yang didaur ulang, bisa menghasilkan 35.000 pon tembaga, 772 pon perak, 75 pon emas, dan 33 pon paladium.
Tetapi tidak semua negara menawarkan infrastruktur untuk daur ulang limbah elektronik.
Ikut Program Tukar Gadget
Jika Anda ingin membeli gadget anyar namun tidak ingin membuat lingkungan tercemar, sejumlah perusahaan teknologi menawarkan program tukar tambah ponsel lawas jadi ponsel anyar.
Apple dan Google misalnya, menawarkan opsi pengiriman gratis untuk ditukar dengan elektronik anyar, agar bisa didaur ulang. Tentunya pembeli harus menambah biaya agar mendapat gadget terbaru.
Jangan Terburu-buru Upgrade Gadget
Sejumlah aktivis lingkungan mengatakan langkah paling penting untuk mengatasi masalah limbah elektronik adalah dengan mencoba dan menggunakan elektronik selama mungkin.
Meskipun produsen teknologi mendorong pengguna untuk terus upgrade dengan gawai teranyar, jangan tergiur.
Apabila ponsel atau gadget Anda rusak, jangan terburu-buru untuk menggantinya. Disarankan untuk melakukan servis agar tak menambah limbah elektronik.
Awal tahun ini, Apple dan Samsung meluncurkan toko reparasi swalayan mereka, menawarkan suku cadang untuk pengguna yang mencari perbaikan sendiri untuk smartphone mereka.
Google juga mengumumkan akan menawarkan suku cadang Pixel asli di toko online tahun ini.