Siapa Sangka, Tukang Rental Kaset Video Ini Sekarang Bos Bank Besar di RI

Siapa Sangka, Tukang Rental Kaset VIdeo Ini Sekarang Bos Bank Besar di RI
Foto: Dok. BCA

arsipsumut.com

Nama Jahja Setiaatmadja sudah tak asing di kalangan para bankir saat ini. Dia adalah Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang merupakan salah satu bank terbesar di Tanah Air.

Sebagai orang nomor satu di BCA, Jahja Setiaatmadja memiliki cerita hidup yang menarik. Siapa sangka jika ayahnya hanya seorang kepala kasir di Bank Indonesia (BI) dan ibunya hanya Ibu Rumah Tangga biasa.

"Bank Indonesia-nya keren, tapi statusnya sebagai kasir, bukan pejabat tinggi atau setingkat direktur. Saya disiplin dari melihat mereka bekerja dan mengatur waktu," kata Jahja kepada detikcom, ditulis Rabu (26/10/2022).

Latar belakang keluarga yang sederhana membuat cita-cita Jahja Setiaatmadja yang ingin menjadi dokter gigi tidak kesampaian karena orang tua tak sanggup membiayai. Ayahnya menyebut jika dia ingin kuliah harus mengambil jurusan ekonomi di Universitas Negeri.

Akhirnya Jahja Setiaatmadja menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI). Selama 2 tahun dia ke kampus naik bus kota dengan rute perjalanan dari rumah di Hayam Wuruk, melalui Masjid Istiqlal, Gunung Sahari sampai FE UI di Salemba. Sampai kemudian orang tuanya mencicil sepeda motor Honda CB 100.

Kemudian saat menjadi mahasiswa tingkat akhir, Jahja Setiaatmadja mulai bekerja di perusahaan akuntan publik Pricewaterhouse. Dia bekerja atas rekomendasi kakak kelasnya di UI bernama Idrus Munandar.

Jahja Setiaatmadja saat itu mendapat gaji Rp 60.000 setiap bulan karena hanya menjadi akuntan junior. Dia senang bukan kepalang saat pertama kali mendapatkan gaji pertamanya.

"Waktu pertama kerja di minggu-minggu awal saya sempat disuruh fotokopi file audit. Baru deh setelah itu mengaudit," tambah dia.

Walaupun sudah mendapatkan gaji dari pekerjaannya, itu dirasa masih belum cukup memenuhi kebutuhannya. Karena itu Jahja Setiaatmadja juga menjadi tukang sewa kaset video milik anggota Komisi Pembantu Setempat (KPS) Penabur dan menawarkannya ke teman kuliahnya.

Setiap minggu Jahja Setiaatmadja datang ke tempat teman-temannya untuk membawa kaset baru. Nah dari kegiatan inilah dia kenal dengan Direktur Kalbe Farma Rudy Capelle yang saat ini sudah almarhum.

Saat itu Rudy adalah pelanggan setianya dan kebetulan Kalbe sedang membutuhkan karyawan. Akhirnya Jahja Setiaatmadja masuk menjadi asisten manajer dan berhenti menjadi tukang sewa kaset video.

Pada 1982 Jahja Setiaatmadja akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi yang tertunda dan mengantongi gelar Doktorandus. Dua tahun setelah itu dia menjadi manajer keuangan hingga 1988 dan ketika usianya 33 tahun menjadi Direktur Keuangan Kalbe Farma.

Selang satu tahun, Jahja Setiaatmadja pindah ke Indomobil sebagai Direktur Keuangan. Tak lama kemudian dia diminta untuk pindah ke BCA.

Di BCA, Jahja Setiaatmadja tak langsung memulai karir sebagai direktur. Dia awalnya menjadi wakil kepala divisi atau setingkat general manajer dan pada 1996 menjadi kepala divisi treasury sampai 30 April 1999.

Kemudian saat BCA diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jahja Setiaatmadja diangkat menjadi direktur hingga 2005 dan diangkat menjadi wakil presiden direktur.

"Saya diminta bantu Pak Setijoso untuk jadi wakil. Kemudian 2009 Pak Setijoso memutuskan jadi Komisaris Utama saja, saya diminta jadi Presiden Direktur dan resmi menjabat pada 2011 sampai sekarang," imbuh dia.

Keluarga adalah segalanya bagi Jahja Setiaatmadja. Dia selalu berupaya untuk membahagiakan anak dan istrinya dengan cara menyempatkan setiap waktu luang agar bisa bersama mereka.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال