Putin dan Xi Jinping Bertemu Besok, Bahas Ukraina hingga Taiwan

Putin dan Xi Jinping Bertemu Besok, Bahas Ukraina hingga Taiwan
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Cina, 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS

arsipsumut.com

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin China Xi Jinping akan membahas isu Ukraina hingga Taiwan pada pertemuan di Uzbekistan pada Kamis, 15 September 2022. Kremlin memastikan dialog kedua kepala negara itu akan memiliki makna khusus di tengah keadaan geopolitik dewasa ini.

"Para presiden akan membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional. Tentu saja, mereka akan memberikan penilaian positif tentang tingkat kepercayaan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kemitraan strategis bilateral," kata staf Kremlin Yuri Ushakov pada briefing di Moskow, dikutip dari Reuters, Rabu, 14 September 2022.

Ushakov mengatakan, Moskow menghargai posisi China terhadap apa yang disebutnya "krisis Ukraina". Ia menyebut, Beijing telah melakukan pendekatan seimbang terhadap konflik tersebut.

"China dengan jelas memahami alasan yang memaksa Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus. Masalah ini, tentu saja, akan dibahas secara menyeluruh selama pertemuan mendatang," kata Ushakov.

Rusia dan China merupakan sekutu kuat Perang Dingin. Walau hubungan sempat menurun, Moskow dan Beijing dekat dalam beberapa waktu terakhir sebagai bagian dari apa yang mereka sebut hubungan "tanpa batas" yang bertindak sebagai penyeimbang dominasi global Amerika Serikat.

Rusia berusaha untuk meningkatkan penjualan gasnya ke China dan membangun jaringan pipa baru ke negara itu karena pasokan gasnya ke Eropa telah dibatasi secara signifikan di tengah kebuntuan di Ukraina.

Pertemuan antara Xi Jinping dan Putin di Uzbekistan akan berlangsung di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di kota kuno Jalur Sutra Samarkand, Uzbekistan.  Media Cina melaporkan Xi Jinping sudah sampai di Kazakhstan Rabu siang. Ini merupakan perjalanan pertama Pemimpin Partai Komunis itu sejak pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber utama pendapatan untuk kas negara Moskow. Namun, Ushakov mengatakan tidak ada kesepakatan energi baru dengan China yang diharapkan akan ditandatangani di Uzbekistan.

Sebelumnya diplomat senior China menyatakan bahwa Beijing bersedia membentuk tatanan internasional bersama dengan Rusia. Pernyataan itu muncul menjelang pertemuan Pemimpin China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini.

"Di bawah arahan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden (Vladimir) Putin, hubungan antara kedua negara selalu bergerak maju di jalur yang benar," kata Kepala Urusan Luar Negeri Partai Komunis Yang Jiechi kepada duta besar Rusia untuk China Andrey Denisov seperti dikutip dari CNA, Selasa, 13 September 2022.

Kementerian Luar Negeri China merujuk pada pernyataan Yang Jiechi. Ia mengatakan, China bersedia bekerja dengan Rusia untuk terus menerapkan semangat kerja sama strategis tingkat tinggi antara kedua negara.

"Demi menjaga kepentingan bersama kedua belah pihak, dan mempromosikan pengembangan tatanan internasional ke arah yang lebih adil dan rasional," kata Kemlu China.

Menurut Kremlin, omset perdagangan antar negara naik mencapai US$140 miliar atau kurang lebih Rp 2 kuadriliun pada 2021. Sedangkan untuk tujuh bulan pertama tahun ini mencapai hampir US$93 miliar atau Rp 1,3 kuadriliun. 
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال