Liz Truss, Menteri Luar Negeri Inggris. Sumber: Reuters
arsipsumut.com
Liz Truss terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson, pada Senin, 5 September 2022. Ia mengalahkan pesaingnya Rishi Sunak yang sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan. Truss memenangi pemungutan suara yang dilakukan oleh Partai Konservatif.
Setelah terpilih sebagai pemenang, Liz Truss akan mulai serah terima jabatan dari Boris Johnson, yang terpaksa mundur pada Juli setelah skandal berbulan-bulan. Liz Truss segera melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu Ratu Elizabeth pada Selasa dan diminta membentuk pemerintahan.
Lama menjadi calon terkuat menggantikan Johnson, Truss akan menjadi perdana menteri keempat dari Partai Konservatif sejak pemilihan 2015. Selama periode itu Inggris diterpa krisis ke krisis, dan kini diperkirakan menghadapi resesi panjang yang dipicu oleh kenaikan inflasi hingga 10,1 persen pada bulan Juli.
Sebelumnya ia adalah menteri luar negeri di bawah Boris Johnson. Truss, 47, berjanji untuk bertindak cepat mengatasi krisis biaya hidup Inggris. Dalam pekan pertama ia menargetkan akan mengatasi kenaikan biaya energi dan mengamankan pasokan bahan bakar di masa depan.
Truss telah memberi isyarat selama kampanye kepemimpinannya bahwa dia akan menantang konvensi dengan menghapus kenaikan pajak serta memotong pungutan lain. Langkah ini, menurut beberapa ekonom, akan memicu inflasi. Ia juga berjanji meninjau kewenangan Bank of England namun tetap melindungi independensinya.
Usai terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris, Truss menghadapi daftar tugas yang panjang dan sulit. Anggota parlemen Konservatif veteran David Davis menggambarkan tantangan yang akan dihadapi, mungkin yang paling sulit kedua dari perdana menteri pasca-perang. "Saya sebenarnya tidak berpikir salah satu kandidat, tidak satu pun dari mereka yang melaluinya, benar-benar tahu seberapa besar ini akan terjadi," katanya.