Kasus ART Zailis, Dubes RI: Tes Keseriusan Malaysia Jalankan MoU

Kasus ART Zailis, Dubes RI: Tes Keseriusan Malaysia Jalankan MoU
Ilustrasi perlindungan untuk asisten rumah tangga. Reuters

arsipsumut.com

Kasus penganiayaan yang dialami asisten rumah tangga asal Indonesia Zailis di Batu Caves, Kuala Lumpur, menjadi tes keseriusan Pemerintah Malaysia menjalankan nota kesepahaman (MoU), kata Duta Besar RI di KL, Hermono.

"Kami tidak ingin juga kasus ini seperti kasus-kasus sebelumnya, banyak ketidakadilan dialami oleh pekerja migran kita," katanya saat ditanya apakah kasus tersebut bisa memengaruhi MoU Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Sektor Domestik di Malaysia.

"Ada staf khusus Perdana Menteri yang menghubungi saya. Dia jamin ini akan diselesaikan secara hukum, enggak peduli siapa ... dia juga tahu kalau si majikan (laki-laki) ini polisi, dia tahu," kata .Hermono kepada ANTARA di KBRI di Kuala Lumpur, Senin, 5 September 2022.

Hal ini mengingat banyak kasus sebelumnya, seperti yang dialami Adelina Lisao dari NTT atau kasus pekerja-pekerja migran Indonesia lainnya yang tidak dibayar gajinya, yang masuk pengadilan tetapi kalah.

"Indonesia sudah menandatangani MoU yang tujuannya adalah kasus-kasus penyiksaan, pelanggaran terhadap hak-hak PMI sektor domestik ini bisa dicegah. Nah, sekarang terjadi lagi kasus seperti ini, kita akan melihat kesungguhan pemerintah Malaysia untuk mengatasi masalah ini," ujarnya.

Oleh sebab itu, Hermono mengatakan KBRI Kuala Lumpur akan memonitor secara seksama proses hukum yang akan dijalankan untuk kasus Zailis ini.

"This is test. Mereka serius apa enggak. Karena mereka sudah kasih komitmen pada Indonesia, termasuk kepada Menlu RI, kasus ini akan diprioritaskan," ujarnya.

Menurut Hermono, kasus Zailis ini yang parah sejak MoU ditandatangani pada tanggal 1 April. Akan tetapi, di luar itu KBRI juga menerima laporan kasus-kasus yang lebih ringan.

"Kami tahu kalau dilapori, atau mereka melarikan diri ke sini (KBRI), atau ada masyarakat yang melaporkan pada kami. Di luar sana bisa saja banyak yang terjadi tetapi mereka tidak punya kemampuan melapor karena selalu di dalam rumah," kata dia.

Zailis dalam keadaan luka dan trauma berhasil melarikan diri dari rumah majikannya pada 30 Agustus 2022. Dia dibantu oleh warga lain yang kebetulan melihatnya sebelum dibawa ke kantor polisi untuk membuat laporan.

Saat ini dia berada dalam rumah perlindungan setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Selayang. Meski demikian, KBRI sedang berupaya meminta agar Zailis mendapatkan perawatan terlebih dahulu hingga sembuh sebelum di rumah perlindungan.

KBRI juga mendapat laporan Zailis mulai terlihat lebih ceria dan kesehatannya membaik. Pihak KBRI masih berupaya menghubungi pihak keluarganya di Indonesia.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال