Dalam foto yang disediakan oleh Pemerintah Korea Utara, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri pertemuan Partai Buruh yang berkuasa di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Korea Utara pada Rabu (18/5/2022) melaporkan 232.880 kasus baru demam dan enam kematian lainnya. Kim Jong Un menuduh para pejabat tidak dewasa dan lalai dalam menangani lonjakan wabah Covid-19 di antara populasi yang belum divaksinasi.
arsipsumut.com
Ukraina memutuskan hubungan dengan Korea Utara karena Pyongyang mengakui dua “republik rakyat” pro-Rusia (Donetsk dan Luhansk) yang memisahkan diri di timur Ukraina.
Keputusan Kyiv untuk memutuskan hubungan dengan Korea Utara pada Rabu (13/7/2022) dilakukan tidak lama setelah berita bahwa Pyongyang telah mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
"Kami menganggap keputusan ini sebagai upaya Pyongyang untuk merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," kata kementerian luar negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan di situsnya sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Langkah Korea Utara untuk secara resmi mengakui dua kelompok yang memisahkan diri – Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), keduanya terletak di wilayah Donbas Ukraina – menjadikannya negara ketiga di dunia yang mengakui kedua entitas tersebut setelah Rusia dan Suriah.
Kedutaan Besar DPR di Moskwa mengunggah foto di saluran Telegramnya tentang upacara di mana Duta Besar Korea Utara untuk Moskwa Sin Hong-chol, menyerahkan sertifikat pengakuan kepada utusan DPR Olga Makeyeva.
Dalam sebuah unggahan di saluran Telegram-nya, pemimpin DPR Denis Pushilin mengatakan sebelumnya bahwa dia mengharapkan “kerja sama yang bermanfaat” dan meningkatkan perdagangan dengan Korea Utara, sebuah negara bersenjata nuklir yang terisolasi lebih dari 6.500 km (4.000 mil) jauhnya.
Kedutaan Korea Utara di Moskwa mengonfirmasi telah mengakui kemerdekaan kedua entitas pada Rabu (13/7/2022), kantor berita Rusia TASS melaporkan.
Rusia, yang telah mendukung dua wilayah separatis sejak 2014, mengakui kemerdekaan mereka pada 24 Februari malam mengawali invasi Rusia ke Ukraina, dalam sebuah langkah yang dikutuk oleh Kyiv dan Barat sebagai tindakan ilegal.
Kremlin membenarkan keputusannya untuk melancarkan perang, yang disebutnya "operasi militer khusus", dengan mengatakan bahwa itu melindungi penutur bahasa Rusia yang tinggal di wilayah Donbas dari "genosida".
Kyiv dan Barat telah menolak pernyataan ini sebagai dalih untuk mengobarkan perang dan merebut sebagian besar wilayah Ukraina. Korea Utara sebelumnya menyatakan dukungan untuk pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.