PLTS Terapung Cirata.
arsipsumut.com
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan, saat ini para investor asing sudah banyak yang beralih menginvestasikan dananya untuk proyek-proyek ekonomi hijau. Sehingga proyek-proyek di Indonesia juga sudah harus menyesuaikan dengan tren investasi, sebab mereka hanya akan mendanai proyek-proyek di negara yang sudah siap.
"Investasi hijau dari luar negeri akan beralih ke negara-negara yang sudah siap," kata Juda Agung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7).
Sekarang ini, kata Juda, para investor lebih senang memberikan investasi kepada sektor hijau karena jika tidak mereka akan dihadapkan pada pengenaan pajak yang lebih tinggi.
"Karena mereka kalau tidak hijau, di sana juga kena pajak lebih tinggi," katanya.
Dorong Proyek Hijau Indonesia
Maka dari itu, Bank Indonesia saat ini tengah mendorong sektor keuangan, perbankan dan pasar keuangan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hijau. Sebab jika tidak dimulai dari sekarang, sektor keuangan Indonesia akan terlambat, bahkan bisa sampai menghambat kinerja ekspor Indonesia.
"Apa bilang kita tidak bergegas bersegera untuk mendorong transisi menuju hijau tentu saja dampaknya sangat siginifikan terhadap ekonomi dan keuangan, ekspor kita bisa terhambat," kata dia.
Di sisi lain, perlu juga ada dorongan dari regulator dan pemerintah dari sisi kebijakannya untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau. Misalnya memberikan insentif kepada sektor-sektor hijau.
"Perlu adanya kebijakan-kebijakan stakeholder, dari pemerintah dari Bank Indonesia, OJK untuk memberikan insentif kepada sektor hijau ini," kata dia.
Selain itu, perlu juga melakukan inovasi pada instrumen-instrumen keuangan untuk pembiayaan ekonomi hijau. Termasuk dari sisi perbankan harus reposisi menuju kepada sektor ini termasuk pada tahap transisi energi dan tahapan-tahapannya
"(Ini) supaya ekonominya tidak terdisrupsi kalau semua tiba-tiba semua beralih ke hijau," pungkasnya.